Proposal Ekonomi Islam
NAMA :
M. ILMAN
NIM : SE. 090 088
FAK/JUR : SYARIAH/EI
JUDUL : MODEL PRODUKSI MENURUT AL-GHAZALI DAN ADAM
SMITH (Studi Komparatif)
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu
ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang membicarakan tentang bagaimana usaha manusia
untuk mencapai kemakmuran. Maka tidak asing lagi bahwa ilmu ekonomi sering
disebut sebagai ilmu tentang kemakmuran. Jadi pada dasarnya bagaimana semua
orang atau masyarakat dapat mencapai kemakmuran ekonominya atau yang disebut “Welfare Ekonomic”. Menurut Paul A.
Samuelson, Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana masyarakat
mengadakan pilihan, dengan mengunakan sember daya yang terbatas jumlahnya untuk
menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk
keperluan konsumsi sekarang dan dimasa mendatang kepada berbagai golongan
masyarakat[1]. Menurut
Alfred Marshall, ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang manusia dalam urusan
hidup yang biasa. Karena persoalan ekonomi mempunyai segi yang sama, maka
seseorang dapat memperhatikan sampai pada depenisi yang lebih baik. Masalah
ekonomi timbul dari penguna faktor produksi yang sangat langka untuk memuaskan
keinginan manusia yang tidak terbatas, kelangkaan paktor produksi ini merupakan
inti dari persoalan ekonomi[2]. Jadi
masalah ekonomi yang selalu dihadapi setiap bangsa adalah bagaimana
mengggunakan sumber-sumber ekonomi yang terbatas jumlahnya utuk memenuhi
kebutuhan masyarakat banyak. Ekonomi adalah aturan-aturan dalam rumah tangga
(Oiku-nomos)[3].
Teori ekonomi dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok yaitu teori ekonomi
makro (macro economic theory” dan teori ekonomi mikro (micro economic theory).
Yang dimaksud dengan teori ekonomi Makro adalah teori ekonomi yang membahas
prilaku negara atau kelompok masyarakat. Mengenai variabel-variabel yang
dibahas antara lain: Pendapatan nasional, inflasi, pengangguran, kesempatan
kerja, anggaran pendapatan dan belanja negara dan lain sebagainya[4].
Sedangkan yang dimaksud dengan teori ekonomi Mikro adalah teori ekonomi yang
khusus membahas prilaku unit ekonomi yang lebih kecil, Minsalnya: Harga pasar,
prilaku konsumen, prilaku produsen dan lain sebagainya. Oleh karena itu teori
ekonomi makro sering dinamakan teori pendapatan nasional, sedangkan teori
ekonomi mikro sering dinamakan teori harga. Teori ekonomi mikro maupun teori
ekonomi makro masing-masing mengalami perkembangan yang baik dan merupakan
cabang dari teori ekonomi, tetapi pada dasarnya kedua bagian tersebut mempunyai
hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan antara yang satu sama yang lain.
Bagi seorang
ahli ekonomi, produksi bearti setiap proses yang mengkonversi atau
mentransformasi sebuah barang atau barang-barang menjadi barang yang berbeda[5].
Dua barang berbeda dalam arti ekonomi, apabila mereka tidak dianggap sebagai
hal yang dapat menggantikan satu sama lain secara sempurna oleh semua konsumen.
Jadi produksi bukan hanya bearti pembuatan barang-barang fisik, tetapi pula
transpor, penyimpanan dan penjualan barang-barang tersebut dan hal-hal yang
tidak berbentuk (INTANGIBLES) lain[6].
Produksi
dalam arti umum berhubungan dengan penciptaan sesuatu Barang atau Jasa yang
akan dibeli oleh orang, konsepsi produksi akan lebih jelas apabila kita hanya
berbicara tentang barang-barang[7].
Produksi yaitu proses kombinasi dan koordinasi material-material dan
kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumber daya, atau jasa-jasa produksi) dalam
pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produk)[8].
Teori produksi terdiri dari pada sebuah analisis tentang bagaimana usahawan
dengan mengingat “Tingkat seni yang ada” atau teknologi mengkombinasi berbagai
input untuk memproduksi sejumlah output yang ditetapkan sebelumnya dengan cara
yang ekonomis effisien. Input-input tersebut bukan hanya “Tenaga kerja, Modal,
Bahan-bahan” belaka, tetapi banyak jenis-jenis mereka yang kualiatif berbeda
normal dipergunakan untuk memproduksi sesuatu output[9].
Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk atau
produksi dalam bidang pertanian atau lainya dapat bervariasi yang antara lain
disebabkan karena perbedaan kualitas[10].
Fungsi Produksi adalah sebuah deskripsi matematis atau kuantitatif dari
berbagai macam kemungkinan-kemungkinan produksi teknis yang dihadapi oleh suatu
perusahaan. Fungsi produksi memberikan output maksimum dalam pengertian fisik dari
tiap-tiap tingkat input dalam pengertian fisik[11].
Kemunculan
ilmu ekonomi Islam pada tiga dasawarsa belakangan ini, telah mengarahkan
perhatian para ilmuan modern kepada pemikiran ekonomi Islam klasik. Selama ini,
buku-buku tentang sejarah ekonomi yang ditulis para sejarawan ekonomi atau ahli
ekonomi, sama sekali tidak memberikan perhatian kepada pemikiran ekonomi Islam.
Apresiasi
para sejarawan dan ahli ekonomi terhadap kemajuan kajian ekonomi Islam sangat
kurang dan bahkan terkesan mengabaikan dan menutupi jasa-jasa intelektual para
ilmuwan muslim. Buku Perkembangan Pemikiran Ekonomi tulisan Deliarnov misalnya,
sama sekali tidak memasukkan pemikiran para ekonom muslim di abad pertengahan,
padahal sangat banyak ilmuwan muslim klasik yang memiliki pemikiran ekonomi
yang amat maju melampaui ilmuwan-ilmuwan Barat dan jauh mendahului pemikiran
ekonomi Barat tersebut. Satu-satunya ilmuwan muslim yang disebutnya secara
sepintas hanyalah Al-Ghazali di dalam konpendium dari Schumpeter. Buku Sejarah
Pemikiran Ekonomi tulisan penulis Belanda Zimmerman, (terjemahan), juga tidak
memasukkan pemikiran ekonomi para pemikir ekonomi Islam.
Pada
zamannya, banyak ajaran-ajaran ekonomi yang melewati batas dengan pekerjaan
sebagai guru di bidang akademik,termasuk juga Smith, sehingga Smith dan ahli
ekonomi lainnya disebut sebagai seorang filsuf. Adam Smith, sebagai seorang
pemikir memiliki kerangka berpikir yang sistematis dan tertarik pada perilaku
manusia. Sebagai seorang filsuf moral Smith tertarik pada masalah-masalah ekonomi,
terbukti pada catatan perkuliahannya antara tahun 1760-1764 tentang filsuf
moral terdapat beberapa poin yang menyinggung masalah ekonomi. Dalam pemikirannya Adam Smith banyak
dipengaruhi oleh beberapa pemikir-pemikir besar sebelumnya. Seperti Francis
Hutcheson, melandasi dasar kecintaan Smith pada natural order. Beberapa
paham naturalist yang turut mengilhaminya antara lain, Stoicsisme Yunani,
Stoicisme Romawi, Hobbes, Bacon dan Locke[12].
Padahal sejarah membuktikan bahwa Ilmuwan muslim adalah ilmuwan yang
sangat banyak menulis masalah ekonomi. Mereka tidak saja menulis dan mengkaji
ekonomi secara normatif dalam kitab fikih, tetapi juga secara empiris dan
ilmiah dengan metodologi yang sistimatis menganalisa masalah-masalah ekonomi. Dalam
ekonomi Islam, produksi mempunyai motif kemaslatan, kebutuhan dan kewajiban.
Demikian pula, konsumsi. Perilaku produksi merupakan usaha seseorang atau
kelompok untuk melepaskan dirinya dari kefakiran. Menurut Yusuf Qardhawi,
secara eksternal perilaku produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan setiap
individu sehingga dapat membangun kemandirian ummat. Sedangkan motif
perilakunya adalah keutamaan mencari nafkah, menjaga semua sumber daya
(flora-fauna dan alam sekitar), dilakukan secara profesional (amanah &
itqan) dan berusaha pada sesuatu yang halal. Karena itu dalam sebuah perusahaan
misalnya, menurut M.M. Metwally asumsi-asumsi
produksi, harus dilakukan untuk barang halal dengan proses produksi dan pasca produksi
yang tidak menimbulkan ke-madharatan.
Semua orang diberikan kebebasan untuk melakukan usaha produksi[13].
Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas. Al Qur’an
menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus
mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang itu harus
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang
mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya
tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut
dianggap tidak produktif.
dianggap tidak produktif.
zO»yè÷RF{$#ur
$ygs)n=yz
3 öNà6s9
$ygÏù
Öäô$Ï
ßìÏÿ»oYtBur
$yg÷YÏBur
tbqè=à2ù's?
ÇÎÈ
“Dan dia
telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan[14].
Berdasarkan
pertimbangan kemashlahatan (altruistic
considerations) itulah, menurut Muhammad Abdul Mannan, pertimbangan
perilaku produksi tidak semata-mata didasarkan pada permintaan pasar (given demand conditions). Kurva
permintaan pasar tidak dapat memberikan data sebagai landasan bagi suatu
perusahaan dalam mengambil keputusan tentang kuantitas produksi. Sebaliknya
dalam sistem konvensional, perusahaan diberikan kebebasan untuk berproduksi,
namun cenderung terkonsentrasi pada output
yang menjadi permintaan pasar (effective
demand), sehingga dapat menjadikan kebutuhan riil masyarakat terabaikan[15].
Dalam pandangan al-ghazali, kegiatan
ekonomi merupakan amal kebajikan yang dianjurkan oleh islam, kegiatan ekonomi
harus ditujukan mencapai maslahah untuk memperkuat sifat kebijaksanaan,
kesederhanaan dan keteguhan hati manusia[16]. Oleh
karena itu, atas dasar tersebut, penulis akan melakukan penelitian dalam sebuah
skripsi yang berjudul : “Model Produksi Menurut Al-Ghazali Dan Adam
Smith (Studi Komparatif)”.
B. Rumusan
Masalah
Dengan
memperhatikan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka pokok
permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana
Model Produksi Menurut Al-Ghazali?
2. Bagaimana
Model Produksi Menurut Adam Smith?
3. Dimana
Titik Temu Pemikiran Al-Ghazali Dan Adam Smith Terhadap Model Produksi ?
C.
Batasan Masalah
Batasan masalah ini
bertujuan memberikan batasan yang paling jelas dari permasalahan yang ada untuk
memudahkan pembahasan. Mengingat begitu luasnya permasalahan Produksi untuk itu penulis hanya memfokuskan
permasalahan pada “Produksi Menurut Al-Ghazali dan Adam Smith”.
D. Tujuan
dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
a. Ingin Tahu Bagaimana Model Produksi Menurut
Al-Ghazali.
b. Ingin Tahu Bagaimana
Model
Produksi Menurut Adam Smith.
c. Ingin
Mengetahui Titik Temu Dan Perbedaan Pemikiran Al-Ghazali Dan Adam Smith Terhadap
Model Produksi.
2. Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
1)
Bagi Penulis
Sebagai
wahana untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis Model Produksi
Menurut Al-Ghazali Dan Adam Smith (Studi Komparatif). Sekaligus sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana Strata I (S1) pada Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah.
2)
Bagi Institusi
Penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual
bagi Mahasiswa, Dosen Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah IAIN STS Jambi.
2.
Manfaat Praktis
1)
Bagi Mahasiswa
dan Dosen.
Bagi
Mahasiswa dan dosen dapat memahami dan mengetahui lebih dekat tentang bagaimana Model Produksi Menurut Al-Ghazali
Dan Adam Smith (Studi Komparatif). Bagi
Masyarakat Ekonomi Syari’ah (MEI)
2)
Bagi Masyarakat Ekonomi Syari’ah (MEI).
Bagi
Masyarakat Ekonomi Syari’ah (MEI)
dapat memahami dan mengetahui lebih dekat tentang bagaimana Model Produksi Menurut Al-Ghazali Dan Adam Smith (Studi
Komparatif).
E.
Kerangka Teori
1.
Produksi Konvensional
Kegiatan produksi sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi karena
menyangkut kebutuhan manusia. Tanpa adanya produksi persediaan konsumsi akan
menjadi langka dan masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha memproduksi barang dan
jasa agar alat pemuas kebutuhannya terpenuhi.
a. Pengertian Produksi Dalam Arti Sehari-Hari
Setiap hari manusia selalu menggunakan barang untuk memenuhi kebutuhanya.
Barang-barang tersebut tidak akan tersedia apabila tidak ada yang
menghasilkanya. Contoh: Di daerah pedesaan para petani mengolah sawah atau
ladangnya untuk menghasilkan barang-barang hasil pertanian seperti padi,
jagung, keledai, tebu, dan lain-lain. Contoh kegiatan diatas disebut Produksi. Jadi, produksi adalah kegiatan
menghasilkan barang atau jasa.
Untuk
memproduksi suatu barang atau jasa, perusahaan memerlukan sumber-sumber atau
faktor-faktor produksi. Dengan kata lain, untuk memproduksi output diperlukan
input. Teori produksi membahas hubungan antara kuantitas produksi dan
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksinya. Hubngan ini dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Q = f (K, L,
T, N)
Dimana Q
adalah kuantitas output yang dapat diproduksi, K adalah faktor kapital, L
Adalah faktor tenaga kerja, T adalah teknologi dan N adalah tanah.jadi
kuantitas yang di produksi merupakan fungsi atau dipengaruhi oleh kuantitas dan
kualitas faktor-faktor produksi atau input yang digunakan untuk memproduksinya[17].
b.
Pengertian
Produksi Menurut Ilmu Ekonomi
Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material dan kekuatan
(input, faktor, sumberdaya atau jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang
atau jasa (output atau produk). Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu
proses produksi[18].
Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang
atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan
barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Perhatikan contoh berikut.
1)
Tukang kayu
yang mengecat kursi hasil buatanya.
2)
Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat
kembali lalu dijual.
Berdasarkan
uraian di atas, produksi menurut ilmu
ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan/menaikan nilai kegunaan barang/jasa. Merupakan usaha yang
menghasilkan barang/jasa dengan cara mengolah bahan mentah yang diproses
menjadi bahan jadi
Secara umum
produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang menstranspormasikan
masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pemgartian yang bersifat umum ini penggunaannya cukup leas,
sehingga mencakup keluaran
(output) yang berupa barang atau jasa. Dalam
arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang
menghsilkan barang baik barang jadi maupun
barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil produksinya dapat
berupa barang-barang konsumsi maupun barang-barang industri. Produksi
adalah kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau
jasa.
Sedangkan menurut,
sukanto dan indriy, Produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan konkrit
mengadakan barang-barang dan jasa-jasa. Tanpa kegiatan ini kosonglah arti suatu
badan usaha. Produksi adalah suatu
kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi
biasa di nyatakan dalam fungsi produk, Fungsi produk menunjukkan jumiah
maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input
dengan menggunakan teknogi tertentu[19].
Sedangkan menurut
Ari Sudarman, Produksi sering didefenisikan sebagai
penciptaan guna, dimana guna bararti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menurut definisi diatas produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya
mencakup pengertian yang sangat luas, produksi meliputi semua aktivitas dan
tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang yang
dapat dilihat dengan menggunakan faktor produksi.
Faktor produksi yang dimaksud adalah berbagai macam input yang digunakan untuk
melakukan proses produksi. Faktor-faktor produksi tersebut dapat diklasifikasi menjadi faktor produksi tenaga kerja,
modal, dan bahan mentah. Ketiga
faktor produksi tersebut dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas tertentu. Faktor-faktor variabel,
adalah faktor-faktor produksi, yang dapat berkurang selama suatu periode
tertentu, faktor-faktor tetap adalah faktor-faktor tidak dapat (tidak akan)
berubah selama periode tertentu[20]. Aktivitas yang terjadi didalam proses
produksi yang meliputi perubahan-perubahan bentuk, tempat dan waktu penggunaan hasil-hasil
produksi.
Disamping itu
produksi juga diartikan sebagai penciptaan nilai guna (utility) suatu barang dan jasa dimana nilai guna diartikan sebagai kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengertian lain
dengan lebih sederhana mengatakan bahwa produksi adalah suatu
kegiatan mengubah input (faktor produksi menjadi output barang dan jasa). adanya perbedaan produksi dalam arti teknis dan ekonomi adalah secara teknis merupakan suatu pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia. Dimana nantinya diharapkan terwvujudnya hasil yang lebih
baik dari segala pengorbanan
yang telah diberikan. Sedangkan bila
ditinjau dari pengertian ekonomi, produksi merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang
tersedia untuk mewujudkan hasil yang
terjamin kualitas, terkelola dengan baik sehingga kegiatan tersebut haruslah dilakukan
dengan biaya serendah mungkin untuk mencapai hasil maksimal.
c. Fungsi
Produksi
Pada umumnya
ekonomi menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan hubungan antara input
dan output. Fungsi produksi menunjjukan berapa
banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input yang
tertentu dipergunakan pada proses produksi.
Fungsi
produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel
yang menjelaskan (X)[21].
Variabel yang dijelaskan berupa output dan variabel yang menjelaskan biasanya
berupa input.
a)
Dengan pungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui
hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) secara langsung
dan hubungan tersebut dapat lebih mudah di mengerti.
b)
Dengan fungsi
produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara variabel yang di
jelaskan (dependent variabel), Y, dan variabel yang menjelaskan (independent
variable), X, serta sekaligus mengetahui hubungan antar variabel penjelas.
Secara matematis, hubungan ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Y= f (X1, X2,........,
Xi,.........., Xn)
Dengan fungsi produksi seperti
tersebut di atas, maka hubungan Y dan X dapat diketahui dan sekaligus hubungan
X1.....Xn dan X
lainya juga dapat deketahui[22].
Fungsi produksi menunjukkan sifat
hubungan di antara faktorfaktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan.
Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan
istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.
Dari pengertian
diatas dapat dipahami mengenai unsur-unsur dan Faktor-faktor produksi disini yang
dimaksud adalah tanah, modal, tenaga kerja
dan keahlian keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang
berubah-ubah. jumlahnya. Dengan demikian perkaitan antara faktor
produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai adalah perkaitan
antara jumlah tenaga kerja yang digunakan
dan jumlah produksi yang dicapai. 3 variabel independen yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja,
dan Pemasaran Hasil produksi.
Definisi fungsi produksi yang
dikemukakan oleh Ferguson/Maurice adalah “ sebuah fungsi produksi merupakan
sebuah skedul (atau tabel, atau persamaan matematik) yang menunjukkan jumlah
maksimum output yang dapat dihasilkan dengan setiap kelompok input tertent,
dengan mengingat teknologi yang ada. Secara singkat dapat kita mengatakan bahwa
fungsi produksi merupakan sebuah katalogus kemungkinan-kemungkinan output”[23].
Smith juga mengemukakan Teori Nilai Biaya yang menekankan besarnya nilai suatu
benda ditentukan oleh jumlah seluruh pembiaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang/jasa tersebut. Perihal masalah
pembagian pendapatan (sebagai hasi penjualan produk) disebutkan faktor-faktor
yang menentukannya. Upah dianggap sebagai biaya dalam proses produksi. Biaya
itu diukur dengan harga untuk menggunakan sejumlah tenaga kerja yang harus
mencakup biaya untuk mempertahankan kehidupan tenaga kerja yang bersangkutan.
Untuk
membuat suatu benda telah dipergunakan modal dan tenaga. Orang harus memberikan
pengorbanan berupa modal dan tenaga. Pengorbanan berupa modal dan tenaga inilah
yang menjadi nilai dari benda tersebut. Nilai suatu benda menurut teori ini
adalah sama dengan nilai yang dipergunakan berupa modal dan tenaga (biaya produksi). Teori Adam Smith dikenal
dengan nama Teori Nilai Biaya produksi (Cost Value Theory). Sering pula terjadi
bahwa perbaikan dalam cara produksi menyebabkan biaya produksi sangat
berkurang. Hal ini dapat diperhatikan dalam ajaran nilai biaya reproduksi dari
Carey.
X= Nilai suatu benda menurut teori ini
adalah sama dengan nilai yang
dipergunakan berupa modal dan tenaga (biaya produksi). Suatu kegiatan mengubah input (faktor produksi menjadi output barang dan jasa)
2.
Produksi Dalam Islam
a. Pengertian Produksi Islam
Dalam ekonomi Islam, produksi
mempunyai motif kemaslatan, kebutuhan dan kewajiban. Demikian pula, konsumsi.
Perilaku produksi merupakan usaha seseorang atau kelompok untuk melepaskan
dirinya dari kefakiran[24].
Produksi
menurut Kahf mendefinisikan kegiatan produksi dalam perspektif islam sebagai
usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi
juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan
dalam agama islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Menurut
Yusuf Qardhawi (1995), secara eksternal perilaku produksi dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan setiap individu sehingga dapat membangun kemandirian ummat.
Sedangkan motif perilakunya adalah keutamaan mencari nafkah, menjaga
semua sumber daya (flora-fauna dan alam sekitar), dilakukan secara profesional
(amanah & itqan) dan berusaha pada sesuatu yang halal. Karena itu dalam
sebuah perusahaan misalnya, Menurut M.M. Metwally asumsi-asumsi produksi, harus
dilakukan untuk barang halal dengan proses produksi dan pasca produksi yang
tidak menimbulkan ke-madharatan.
Semua orang diberikan kebebasan untuk melakukan usaha produksi. Al-Qur’an
menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas. Al Qur’an menekankan
manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai
hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang mewah secara
berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja
yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif. Hal
yang senada di ucapkan oleh Dr. Abdurahman Yusro Ahmad dalam bukunya Muqaddimah
fi Ilm al-iqtishad al-Islamy.
Abdurahman lebih jauh menjelaskan bahwa dalam melakukan proses produksi yang
dijadikan ukuran utamanya adalah nilai manfaat (utility) yang diambil dari
hasiil produksi tersebut. Dalam pandangannya harus mengacu pada nilai utiity
dan masih dalam bingkau nilai “halal” serta tidak membahayakan bagi diri
seseorang attaupun sekelompok masyarakat. Dalam hal ini, Abdurahman
merefleksikan pemikirannya dengan mengacu pada al-Quran Surat Al Baqarah: 219
yang menjelaskan tentang pertanyaan dari manfaat memakai (memproduksi) khamr.
*
y7tRqè=t«ó¡o
ÇÆtã
ÌôJyø9$#
ÎÅ£÷yJø9$#ur
( ö@è%
!$yJÎgÏù
ÖNøOÎ)
×Î72
ßìÏÿ»oYtBur
Ĩ$¨Z=Ï9
!$yJßgßJøOÎ)ur
çt9ò2r&
`ÏB
$yJÎgÏèøÿ¯R
3 tRqè=t«ó¡our
#s$tB
tbqà)ÏÿZã
È@è%
uqøÿyèø9$#
3 Ï9ºxx.
ßûÎiüt7ã
ª!$#
ãNä3s9
ÏM»tFy$#
öNà6¯=yès9
tbrã©3xÿtFs?
ÇËÊÒÈ
Artinya:
Mereka
bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa
yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan."
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. Dan Al-Baqarah:
22
Ï%©!$#
@yèy_
ãNä3s9
uÚöF{$#
$V©ºtÏù
uä!$yJ¡¡9$#ur
[ä!$oYÎ/
tAtRr&ur
z`ÏB
Ïä!$yJ¡¡9$#
[ä!$tB
ylt÷zr'sù
¾ÏmÎ/ z`ÏB
ÏNºtyJ¨V9$#
$]%øÍ
öNä3©9
( xsù
(#qè=yèøgrB
¬! #Y#yRr&
öNçFRr&ur
cqßJn=÷ès?
ÇËËÈ
Artinya:
Dialah yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui[25].
Berdasarkan pertimbangan
kemashlahatan (altruistic considerations)
itulah, menurut Muhammad Abdul Mannan, pertimbangan perilaku produksi
tidak semata-mata didasarkan pada permintaan pasar (given demand conditions). Kurva permintaan pasar tidak dapat
memberikan data sebagai landasan bagi suatu perusahaan dalam mengambil
keputusan tentang kuantitas produksi. Sebaliknya dalam sistem konvensional,
perusahaan diberikan kebebasan untuk berproduksi, namun cenderung
terkonsentrasi pada output yang
menjadi permintaan pasar (effective
demand), sehingga dapat menjadikan kebutuhan riil masyarakat terabaikan.
b. Tujuan-Tujuan Produksi
Produk-produk yang menjauhkan manusia dari nilai-nilai moralnya sebagai
mana ditetapkan al-qur’an, dilarang. Semua jenis kegiatan dan hubungan
indiustri yang menurunkan martabat manusia atau mnyebabkan dia terperosok
kedalam kejahatan dalam rangka meraih tujuan ekonomi semata-mata, dilarang
juga. Dengan demikian Nabi Muhammad Saw, melarang beberapa bentuk kegiatan
ekonomi tertentu seperti pelacuran dan penghasilan yang diperoleh dari kegiatan
ekonomi tersebut[26].
1)
Aspek sosial produksi ditekankan dan secara ketat
dikaitkan dengan proses produksi. Sebenarnya distribusi keuntungan dari
produksi diantara sebagian besar orang dan dengan cara seadil-adilnya adalah
tujuan utama ekonomi masyarakat. Sistem ekonomi islam lebih berkaitan dengan kesejahteraan
masyarakat dibandingkan dengan sistim yang ada atau dengan berbagai tipe
kapitalisme tradisional[27].
2)
Masalah ekonomi bukanlah masalah yang jarang terdapat
dalam kaitanya dengan berbagai kebutuhan hidup tetapi ia timbul karena
kemalasan dan kealpaan manusia dalam usahanya untuk mengambil manfaat
sebesar-besarnya dari anugerah-anugerah Allah SWT baik dalam bentuk
sumber-sumber manusiawi maupun sumber-sumber alami. Kemalasan dan kealpaan ini
disebut “kezaliman” atau “kekejaman” dalam Al- Qur’an[28].
Sebuah hadis nabi menceritakan bahwa beliou menyerukan: “mintalah pertolongan
kepada allah SWT dan jangan merasa tidak mampu, karena tidak ada sesuatu pun
yang tidak mungkin dikerjakan[29].
Dari sudut pandang fungsional, produksi atau proses pabrikasi (manufacturing) merupakan suatu
aktivitas fungsional yang dilakukan oleh setiap perusahaan untuk menciptakan
suatu barang atau jasa sehingga dapat mencapai nilai tambah (value added). Dari fungsinya demikian,
produksi meliputi aktivitas produksi sebagai berikut; apa yang diproduksi,
berapa kuantitas produksi, kapan produksi dilakukan, mengapa suatu produk
diproduksi, bagaimana proses produksi dilakukan dan siapa yang
memproduksi?
c. Faktor-Faktor Produksi
1)
Modal Sebagai Kerja Yang Diakumulasikan
Modal adalah kerja tersimpan yang dijelmakan dalam bentuk komoditas dan
digunakan dalam proses pemroduksian komoditas-komoditas lainnya[30].
Bila dipahami dengan cara ini, bearti kerja adalah satu-satunya faktor produksi
yang berbicara tantang rahmat Allah dalam peristilahan ekonomik, yakni
sumber-sumber alam, untuk mencipta nilai. Namu demikian, para penulis muslim
lebih tertarik dengan “tuntunan hak milik”dari pada “nilai” sebagai akibat dari
kerja ekonomik yang diterapkan terhada alam. Dalam rangka menarik mamfaat
konsumen atau menciptakan kesempatan produktif dari sumber alam itu[31].
2)
Berapa Harga Modal
Modal diartikan “hanya sejumlah tanaman dan peralatan
yang dikuasai melalui usaha”[32].
Ia terdiri dari barang-barang yang dapat diedarkan, yang digunakan dalam
memproduksi barang-barang atau jasa-jasa lain. Defenisi ini tidak cocok dengan
pengunaan istilah tersebut dalam jargo yang biasa, dimana modal tersebut uang
yang bisa dipinjam dipasar uang, yang kemudian disebut pasar modal.
3)
Hak Milik Sebagai Akibat Wajar
a)
Harta milik adalah amanat, pemiliknya yang sebenarnya
adalah Allah SWT sendiri. Hak manusia untuk memanfaatkan barang-barang didunia
ini adalah dalam kedudukanya sebagai khalifah dan pengemban amanah (Allah).
b)
Kekayaan adalah alat menuju tujuan hidup yang sesuai
dengan petunjuk Allah dan untuk mendapatkan pahala dihari kiamat.
c)
Sifat purposif hak-hak milik yang dibarengi dengan
gagasan tentang keesaan umat manusia menuntut agar anugerah alam dan
benda-benda duniawi itu bisa dimanfaatkan oleh semua orang, atau agar
barang-barang itu tidak menjadi monopoli sejumlah kecil orang saja. Karena
semua manusia merupakan angota-angota satu keluarga, maka manusia harus
menggelola harta yang dimiliki secara baik-baik itu bagi keluarga manusia
secara keseluruhan sebagaimana dilakukan oleh para anggota keluarga seseorang[33].
a.
Sasaran hak milik adalah kesempatan untuk memanfaatkan
secara ekonomik. Jika kesempatan ini tidak dipenuhi atau pemanfaatan itu
diselewengkan kepada tujuan-tujuan nonekonomik sebagaimana sudah dirumuskan
sebelumnya, hak itu akan berkurang (sampai batas nol) dalam porporsinya sampai
kepada “penindasan” yang berkaitan denganya.
b.
Ekonom islam mengangap hakmilik pribadi sebagai hak
yang diberikan oleh masyarakat, sebaliknya ia bahkan terkait erat dengan
prinsip bahwa manusia adalah pemegang amanat Allah SWT. Harta diberikan oleh
Allah SWT sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an, tetapi ia merupakan pemberian
bersyarat.
c.
Hak milik dibatasin waktunya dengan umur pemiliknya.
Pemilik tidak memiliki otoritas terhadap hartanya setelah dia meninggal. Karena
itu hukum waris dalam Al-Qur’an memberikan rincian mengenai pembagian harta
peningalan itu dan menganggap kematian sebagai akhir alami dari hak seseorang atas hartanya. Pembatasan ini sepenuhnya sesuai dengan konsepsi islam
mengenai hak milik, yang lebih tepat disebut sebagai khalifah yang terbatas,
bukan tuntutan hak yang bersifat mutlak[34].
Al
Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas. Al Qur’an
menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus
mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang itu harus
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan
untuk memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenagakerja yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif. Namun demikian, Al Qur’an
memberikan kebebasan yang luas bagi manusia untuk berusaha memperoleh
kekayaan yang lebih banyak lagi dalam
menuntut kehidupan ekonomi. Dengan memberikan landasan
rohani bagi manusia sehingga sifat manusia yang semula tamak
dan mementingkan diri sendiri menjadi terkendali
Dengan demikian masalah
barang apa yang harus diproduksi (what),
berapa jumlahnya (how much),
bagaimana memproduksi (how), untuk
siapa produksi tersebut (for whom),
yang merupakan pertanyaan umum dalam teori produksi tentu saja merujuk pada
motifasi-motifasi Islam dalam produksi. Produksi merupakan mata rantai
konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang meruapakan kebutuhan konsumen.
Produsen sebagai konsumen, bertujuan untuk memperoleh mashlahah maksimum
melalui aktivitasnya. Jadi, produsen dalam prespektif ekonomi islam bukanlah
seorang pemburu laba maksimum melaikan memburu mashlahah[35].
Y= Produksi adalah menciptakan manfaat
dan bukan menciptakan materi. Maksudnya adalah
bahwa manusia mengolah materi itu untuk mencukupi berbagai
kebutuhannya, sehingga materi itu mempunyai kemanfaatan.
3.
Relevansi
Secara umum,
arti dari relevansi adalah kecocokan. Relevan adalah bersangkut paut, berguna
secara langsung. Relevansi berarti kaitan, hubungan.[36]
Menurut Green, relevansi ialah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang
dapat membantu pengarang dalam memecahkan kebutuhan akan informasi. Dokumen
dinilai relevan bila dokumen tersebut mempunyai topik yang sama, atau
berhubungan dengan subjek yang diteliti (topical relevance). Pada
berbagai tulisan mengenai relevance, topicality (topik)
merupakan faktor utama dalam penilaian kesesuaian dokumen. Froelich dalam Green
menyebutkan bahwa inti dari relevance adalah topicality.
F. Tinjauan Pustaka
Menurut
penulis, sampai saat ini belum ada yang melakukan penelitian Model Produksi Menurut Al-Ghazali dan Adam
Smith (Studi Komparatif) Tetapi, ada beberapa referensi skripsi terdahulu dan
buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Skripsi tentang produksi yang
lain sudah ada melakukan studi terdahulu yang secara khusus juga dillakukan
sama dengan tema penelitian ini, diantaranya oleh Santhy Subagyonim minsalnya, “Penentuan Harga Pokok Produksi Teh Di PT
Perkebunan Tambi Kabupaten Wonosobo”
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Tahun 2006. Penelitian ini
menyoroti tentang produksi Teh di PT Perkebunan tambi secara riset lapang untuk
mengetahui harga pokok produksi[37].
Studi lainya dilakukan
oleh Firman Prawirab Disastra dengan tema ”Kajian Penarapan Produksi Bersih
Agroindustri Kerupuk Ikan (Studi Khasus di Perusahan Kerupuk Dua Gajah Desa
Kenjaga Indra Mayu Jawa Barat Tahun 2007”[38]. Sedangkan
skripsi lainya membahas tentang Produksi di tulis oleh Risnawati Iryadini
dengan tema “Analisis Faktor Produksi
Industri Kecil Kerupuk Kabupaten Kendal Tahun 2010”[39]. Dalam
skripsi ini berkesimpulan bahwa produksi merupakan konsep arus (flowe konsep)
yang dimaksud dengan konsep arus adalah produksi merupakan kegiatan yang ukur
sebagai tingkatan-tingkatan output perunit periode atau waktu. Sedangkan
outputnya sendiri selalu diansumsikan konstan kualitasnya.
G.
Metode Penelitian
1.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam
hal ini penulis melakukan penulisan untuk memperoleh data-data yang diperlukan
berdasarkan kitab-kitab, buku-buku, dan lainnya yang ada relevansinya dengan
permasalahan tersebut. Untuk kemudian menelaahnya, sehingga akan diperoleh
teori, hukum, dalil, prinsip-prinsip, pendapat, gagasan yang telah dikemukakan
para teoritis dan para ahli dahulu yang dapat diteliti, disamping itu dengan
metode ini dimaksudkan untuk bisa mengungkap buah pikiran secara sistematis,
dan peneliti ingin menguraikan peristiwa-peristiwa yang diamati. Oleh karena
itu penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kajian pustaka (Library
reasech).[40]
2. Jenis
dan Sumber data
Dalam
penelitian ini sumber data yang digunakan berasal dari sumber insternal, yaitu
sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari pihak pertama. Sedangkan
data yang digunakan dalam analisis adalah Data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh dalam
bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain[41].
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari sumber lain, diantaranya dari
jurnal, artikel, buku, dan dokumentasi instansi yang terkait atau yang erat
hubunganya dengan penelitian Model Produksi Menurut Al-Ghazali dan Adam Smith ini.
Jika data tersebut berupa catatan-catatan dan pemberitaan media cetak, maka
sumber datanya adalah arsip-arsip atau dokumen-dokumen. Namun jika data
tersebut berupa dari kitab-kitab, buku-buku, dan lainnya maka
oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kajian
pustaka (Library reasech).
3. Instrumen
Pengumpulan Data
Adapun langkah-langkah yang penulis
tempuh adalah dengan cara mengumpulkan data untuk memperoleh data yang valid,
maka penulis menggunakan metode kepustakaan (Library Research), yaitu metode
yang dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur, dari literatur
tersebut di gunakan untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang sedang
diteliti.[42]
4.
Teknik
Analisis Data
Pengumpulan data dan analisis data
bukanlah suatu kegiatan yang terpisahkan, melainkan berproses secara simultan
serta berbentuk siklus (bukan linier). Menurut Huberman dan Miles[43], Sifat-sifat interaksi koleksi atau
pengumpulan dengan analisisnya tentang data merupakan hal yang berkaitan dalam
sebuah proses penelitian. Kemudian, hasil dari pengumpulan data tersebut, perlu
direduksi (data reduction) atau pengolahan data, yaitu mulai dari
editing sampai tabuiasi data. Setelah hasil dari seperangkat dari reduksi, maka
data tersebut diorganisasikan kedalam bentuk tertentu sesuai kemauan data, data
tersebut dibiarkan sebebas-bebasnya, sedam-dalamnya, semurni-murninya atau
lebih tepat dikatakan sebagai displaydata, sehingga dengan demikian akan jelas
bagaimana karakteristik data tersebut secara utuh dan menyeluruh. Dengan demikian
akan mempermudah dalam proses menarik suatu kesimpulan yang tepat (conclution
drawing and verification).
H. Sistimatika
Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini disusun
dalam lima bab, dengan penjelasan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas alasan pemilihan judul yang
merupakan latar belakang dan signifikansi diangkatnya judul skripsi, Perumusan
dan Pembatasan Masalah, Metode Pembahasan, menjelaskan metode dan teknik yang
digunakan, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II : BIOGRAFI AL-GHAZALI DAN ADAM SMITH
Dalam bab ini dibahas latar belakang
Al-Ghazali dan Adam Smith baik secara internal maupun eksternal. Dalam biografi
internal, Al-Ghazali dan Adam Smith dilihat dari latar belakang kehidupan
beliau dan perjalanan hidupnya. Sedangkan dalam biografi eksternal, dipaparkan
oleh Al-Ghazali yang ada hubungannya dengan produksi, dan juga Adam Smith
dihubungkan dengan Islam dan kehidupan intelektualnya, serta karya beliau.
BAB III : PRODUKSI ISLAM DAN KONVENSIONAL
Pada bab ini dijelaskan dan dibahas tentang
Defenisi Produksi Islam dan Konvensional, Landasan Produksi Islam dan
Konvensional, Faktor-Faktor Produksi Islam dan Konvensional, Fungsi Produksi
Islam dan Konvensional, Tujuan Produksi Islam dan Konvensional.
BAB IV
: MODEL PRODUKSI AL-GHAZALI DAN ADAM SMITH
Pada bab ini akan membahas Model Produksi
Menurut Al-Ghazali dan Adm Smith, dan relevansi pemikiran Al-Ghazali dan Adam
Smith Tentang produksi dimana titik temu kemudian perbedaanya.
BAB IV : PENUTUP
Bab terakhir
ini memberikan kesimpulan dari uraian bab-bab sebelumnya dengan tidak
bertentangan dari pokok masalah yang telah dirumuskan, sekaligus membuat
saran-saran yang konstruktif dan inovatif bagi para pembaca skripsi ini
khususnya, dan pemerhatikan ekonomi produksi pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
SEMENTARA
Titi Soentoro-Effendi, 1987, Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia Pemikiran
Pemikiran Yang Mempengaruhi Hidup Kita, Jakarta: PT. Gramedia, Anggota
IKAPI.
(P3EI), Ekonomi islam,
2008, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Metwally, MM, 1992, “A
Behavioural Model of An Islamic Firm,” Readings in Microeconomics: An
Islamic Perspektif, Longman Malaysia.
Mannan, M.A, 1992, “The
Behaviour of The Firm and Its Objective in an Islamic Framework”, Readings
in Microeconomics: An Islamic Perspektif, Longman Malaysia.
http://www.edosegara.com/2008/05/Produksi
Menurut Pemikiran . html, Akses 01
Februari 2013.
Hadari
Nawawi, 1993, Penelitian Ilmu-Ilmu sosial, Yogyakarta: Gajah mada
University Press,
Heri
Sudarsono, 2004, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta:
EKONESIA.
Muhammad,
2008, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarat :Rajawali Pers.
Ronni Kountur, 2003,
Metode Penelitian Untuk Menulis Skrpsi dan Tesis, Jakarta; PPM.
Sugiono,
2008, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : CV.ALFABETA.
Tasman, Aulia,
2006, Ekonomi Produksi Teori Dan Aplikasi, Jambi: CP. Chandra Pratama.
WJS. Purwadarmita, 2001, Kamus Besar Umum
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Winardi,1992,
Ekonomi Mikro Aspek-Aspek Pengusaha Badan Usaha Perusahaan,Bandung: CV.
Mandar Maju.
Josohardjono,
1994, Ekonomi Produksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Shapero
Shapero, 1970, “Macroeconomic Analysis Edisi
Kedua”, New York: Harcour, Brace and World.
[1] Sudarso,
“pengantar ekonomi mikro”, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 1992), hlm. 7
[2] Ibid,
Hlm. 9
[3] Abdul
Choliq-Riva Wirasasmita-Sumarna Hasan,”Ekonomi Mikro (Kumpulan Soal dan
Jawaban)”, (Bandung: Pionir Jaya Anggota IKAPI No.042/IBA, 1994), Hlm. 1.
[4] sudarso,
op,cit Hlm. 1
[5] Winardi,
“Ekonomi Mikro Aspek-Aspek Pengusaha Badan Usaha Perusahaan”, (Bandung: Mandar
Maju, 1992), Hlm. 160
[6] Ibid. Hlm. 161
[7] Winardi,
“Teori Ekonomi Mikro”,(Bandung: TARSITO, 1983), Hlm. 1.
[8] Soeratno
Josohardjono, “Ekonomi Produksi”, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1994), Hlm. 4.
[9] Winardi , op,cit. Hlm. 2-3
[10]
Sukartawi, “Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi
COBB-DOUGLAS”,(Jakarta: Rajawali Pers, 1990), Hlm. 12.
[11] Ibid, Hlm. 4
[12]Titi
Soentoro-Effendi, “Tokoh-Tokoh Ekonomi
Mengubah Dunia Pemikiran-Pemikiran Yang Mempengaruhi Hidup Kita”, (Jakarta:
PT. Gramedia, Anggota IKAPI, 1987), Hlm. 223.
[13]
M.M. Metwally, “A Behavioural Model of An Islamic Firm,”
Readings in Microeconomics: An Islamic Perspektif, (Longman Malaysia, 1992),
hlm. 131-138.
[14]
QS, Al-Nalh, 5
[15] M.A. Mannan, “The Behaviour of The Firm and Its Objective
in an Islamic Framework”, Readings in Microeconomics: An Islamic
Perspektif, (Longman Malaysia, 1992), hlm. 120-130.
[16] (P3EI),
“Ekonomi
islam”, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2008), Hlm. 112.
[17] Faried wijaya, kompendium ekonomika terutam
untuk para nonekonom, yogyakarta, 1992, BPFE-Yogyakarta, hlm.150.
[18]
Aulia Tasman, “Ekonomi Produksi Teori Dan Aplikasi”, Jambi: CP. Chandra
Pratama, 2006), Hlm. 2
[19]
Josohardjono, “ Ekonomi Produksi”, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1994), Hlm. 3.
[20]
Ibid. Hlm. 2-3
[21]
Soekartawi, “Teori Ekonomi Produksi
Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi COBB-DOUGLAS”, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1994), Hlm. 15.
[22]
Ibid. Hlm 15-16.
[23]
Winardi, “Ekonomi Mikro Aspek-Aspek Pengusaha Badan Usaha Perusahaan”,
(Bandung: CV. Mandar Maju, 1992), Hlm.162-163.
[24] Ibid. 131-139.
[25]
AQ, Al-Baqarah: 219.
[26]
Ibnu Daqiqil-Id, “Syarhu Umdatil-Ahkam
Jilid 4”, (Qahirah: Matba’ah AS-Salafiyyah, 1379 H) hlm.66-70.
[27]
As-Sadr, op. Cit., hlm. 589-93.
[28]
QS. 14: 32-4
[29]
Hadis dituturkan oleh imam muslim.
[30]
Mahmud Abu Sa’ud, “Khututun Ra’isiyyah
fil-iqtisadil-Islam”, (Beirut: Matba’at Ma’tuq Ikhwan, 1965), hlm. 55, dan
As-Sadr, op, cit., hlm. 547.
[31]
Ibid. Hlm. 573.
[32]
Edwar Shapero, “Macroeconomic Analysis Edisi Kedua”, (New York:
Harcour, Brace and World, 1970), hlm. 202.
[33]
Siddiqi, Some Aspects Of Islamic Economy,
hlm. 49-52
[34]
Monzer Kahf,” Ekonomi Islam (Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem
Ekonomi Islam)”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 39-46.
[35] Ibid,
hlm.259.
[36]
WJS. Purwadarmita. “Kamus
Besar Umum Bahasa Indonesia”.(Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Hlm. 95.
[37]
Santhy
Subagyonim, “Penentuan Harga Pokok Produksi Teh Di PT Perkebunan Tambi
Kabupaten Wonosob”o,(Semarang,2006), Hlm.34.
[38]
Firman Prawira Disastra, “Kajian Penarapan Produksi Bersih Agroindustri Kerupuk
Ikan (Studi Khasus di Perusahan Kerupuk Dua Gajah Desa Kenjaga Indra Mayu”, (Jawa Barat: IPB Bogor, 2007), Hlm.56.
[39]
Oleh
Risnawati Iryadini, “ Analisis Faktor Produksi Industri Kecil Kerupuk
Kabupaten Kendal “, (2010), hlm.56-57.
[40]
Ronni
Kountur, “Metode Penelitian Untuk
Menulis Skrpsi dan Tesis”, (Jakarta; PPM,
2003), hlm. 29.
[42] Hadari
Nawawi, “Penelitian Ilmu-Ilmu sosial”, (Yogyakarta: Gajah mada
University Press, 1993), Hlm. 30.
[43]
Matthew B. Milles and A. Michael Haberman, “Qualitative Data Analysis”,
(London: SAGE Publication, 1992), Hlm. 10-11.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda